Kalurahan BANGUNHARJO

Upacara Adat dan Sarasehan Sejarah: Merayakan Hari Jadi ke-79 Kalurahan Bangunharjo

Oleh : Sarif Jabroni dan Anto

     (Bangunharjo, 01/11) - Sabtu, 1 November 2025, bertempat di pelataran sisi selatan Balai Kalurahan Bangunharjo, telahpun diselenggarakan upacara adat dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-79 Kalurahan Bangunharjo. Tepat pukul 07.00 WIB, lurah Bangunharjo beserta seluruh pamong kalurahan, Bamuskal, unsur Forkompimkap Kapanewon, KUA, Koramil, Polsek, Puskesmas Sewon 2, para tokoh masyarakat dari unsur RT, Karang Taruna, PKK, KWT, Desa Prima, lembaga kemasyarakatan, serta berbagai elemen masyarakat lainnya tampak mengenakan pakaian tradisional Jawa. Pakaian tersebut menjadi simbol komitmen bersama dalam melestarikan warisan budaya lokal—memancarkan kebanggaan sekaligus mempertegas identitas Bangunharjo sebagai kalurahan yang menjunjung tinggi adat dan tradisi leluhur.

     Upacara adat berlangsung tertib dan khidmat, seluruh rangkaian acara menggunakan bahasa Jawa dari awal hingga akhir. Bertindak sebagai inspektur upacara, Bapak Arif Rahmat Gunawan, SP, Kepala Jawatan Kemakmuran Kapanewon Sewon, menggantikan Ibu Panewu yang berhalangan hadir karena agenda penting bersama seluruh Panewu se-Kabupaten Bantul. Dalam upacara tersebut, Lurah Bangunharjo, Bapak Nurhidayat, S.Ag., M.S.I., bersama para kasi dan kaur, memberikan laporan di tengah lapangan upacara mengenai progres pencapaian pemerintahan Kalurahan Bangunharjo dalam berbagai aspek secara lugas dan transparan kepada inspektur upacara.

     Dalam kesempatan yang sama , Lurah Bangunharjo, Bapak Nurhidayat, S.Ag., M.S.I., menyampaikan pesan kepada seluruh masyarakat Bangunharjo, khususnya peserta upacara, “Mugi kalihan wasilah upacara adat meniko, kita sedaya saged langkung nguri-uri budaya leluhur, tansah guyub rukun, lan mbangun Bangunharjo kanthi ati kang tulus lan niyat kang ikhlas demen masyarakat.” Pesan tersebut menegaskan bahwa peringatan hari jadi ini bukan hanya seremonial, tetapi juga momentum untuk memperkuat tekad seluruh elemen masyarakat dalam menjaga dan membangun Bangunharjo secara berkelanjutan.

     Usai upacara, kegiatan dilanjutkan dengan sarasehan sejarah Kalurahan Bangunharjo di pendopo balai kalurahan. Acara ini dihadiri oleh rombongan Paguyuban Mbah Kaum Rois yang mengenakan seragam putih, menambah suasana sakral dan penuh makna. Dua tokoh senior, yakni Pak Sayana dan Pak Susjiwanto, dihadirkan sebagai narasumber. Dalam sarasehan tersebut, para peserta diajak menelusuri perjalanan panjang berdirinya Kalurahan Bangunharjo, mulai dari masa kerajaan hingga penyatuan empat kalurahan—Saman, Wojo, Ngoto, dan Jurug—yang menjadi cikal bakal lahirnya Bangunharjo 79 tahun silam.

     Kedua narasumber membagikan kisah tentang nilai-nilai sejarah, ketahanan sosial, serta dinamika perubahan tata pemerintahan desa dari masa ke masa. Para peserta menyimak dengan penuh antusias, terutama ketika Pak Sayana menceritakan pengalaman langsung sebagai saksi perjalanan sejarah Bangunharjo. Suasana semakin hangat saat prosesi pemotongan tumpeng dilaksanakan, dilanjutkan dengan menikmati hidangan khas berupa ingkung ayam kampung bersama di pendopo. Momen tersebut menciptakan suasana kebersamaan dan kekeluargaan yang kental di antara seluruh peserta.

     Upacara adat dan sarasehan budaya ini menjadi wujud rasa syukur sekaligus refleksi bersama atas perjalanan panjang Kalurahan Bangunharjo. Warisan nilai-nilai luhur para pendahulu semakin mengakar dan menjadi semangat untuk terus membangun Bangunharjo yang rukun, mandiri, dan sejahtera di masa depan.[]