Kalurahan BANGUNHARJO

Lurah Bangunharjo Hadiri Safari Koin NU di Mushola Al-Mustaqim Widoro

Oleh : Sarif Jabroni Dan Anto

   (Bangunharjo, 26/08) - Ahad, 24 Agustus 2025, Lurah Bangunharjo, Nur Hidayat, S.Ag., M.S.I menghadiri kegiatan Safari Koin NU Ranting Bangunharjo yang digelar di Mushola Al-Mustaqim, Padukuhan Widoro RT 06. Acara tersebut turut dihadiri jajaran pengurus Ranting Nahdlatul Ulama Bangunharjo, tokoh masyarakat, serta ratusan jamaah dari Widoro dan sekitarnya.

   Safari Koin NU merupakan agenda rutin yang digagas NU Ranting Bangunharjo sebagai upaya memperkuat kemandirian organisasi sekaligus meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya berkontribusi dalam pembangunan umat. Program ini tidak hanya berupa pengumpulan koin dari masyarakat, melainkan juga dikemas dengan pengajian serta tausiah bersama para kiai. Pada kesempatan kali ini, panitia menghadirkan KH. Mashurori Abdul Haq dari Saman sebagai penceramah.

   Dalam sambutannya, Lurah Bangunharjo menyampaikan apresiasi kepada seluruh jamaah yang hadir dengan penuh semangat. Ia menegaskan bahwa kegiatan Safari Koin NU adalah wujud nyata budaya gotong royong yang telah lama mengakar di tengah masyarakat. “Kegiatan ini menjadi sarana mempererat silaturahmi, memperkuat ukhuwah Islamiyah, serta menanamkan semangat kebersamaan. Koin yang terkumpul, meskipun nilainya kecil, akan sangat bermanfaat ketika dihimpun bersama. Inilah amal jariyah yang akan terus mengalir pahalanya,” ungkap Nur Hidayat.

   Selain itu, pak Lurah juga menyampaikan pesan spiritual agar masyarakat senantiasa menjaga niat ikhlas dalam setiap amal perbuatan. Ia menekankan bahwa pembangunan tidak hanya berorientasi pada aspek fisik dan ekonomi, melainkan juga mencakup pembangunan moral dan spiritual. “Kekuatan sebuah masyarakat tidak hanya diukur dari infrastruktur yang berdiri megah, tetapi juga dari akhlak, solidaritas, dan ketakwaan warganya,” tambahnya.

   Sementara itu, dalam tausiahnya, KH. Mashurori Abdul Haq menyampaikan kajian sejarah dan pesan moral yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Beliau menguraikan bahwa Islam masuk ke Nusantara sekitar tahun 670 Masehi. Sejak saat itu, ajaran Islam telah mendarah daging dalam tradisi masyarakat, bahkan dalam bentuk kebiasaan yang sering kali tidak disadari sebagai bagian dari nilai-nilai Islam. Contohnya adalah tradisi kenduri dan shodaqoh, yang sesungguhnya berakar dari ajaran kebaikan dalam Islam.

   Kiai Mashurori juga menyoroti adanya paradoks dalam praktik keberagamaan masa kini. Ia mencontohkan fenomena perempuan berjilbab namun masih gemar bergunjing, atau laki-laki berpeci tetapi lalai menunaikan shalat. Menurutnya, simbol-simbol keagamaan tidak otomatis menjamin kesalehan seseorang. “Yang terpenting adalah akhlak. Rasulullah diutus untuk menyempurnakan akhlak umat manusia, baik dalam dimensi spiritual, sosial, maupun ekologis. Jadi, keberagamaan kita harus tercermin dalam perilaku sehari-hari, bukan sekadar penampilan luar,” tegasnya.

   Tausiah tersebut disambut dengan penuh perhatian oleh jamaah. Banyak warga yang merasa mendapatkan pencerahan baru mengenai makna beragama yang sesungguhnya. Pesan yang disampaikan Kiai Mashurori diharapkan mampu menjadi bekal bagi masyarakat dalam memperbaiki akhlak, menjaga hubungan antarwarga, serta meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar.

      Kegiatan Safari Koin NU Ranting Bangunharjo di Mushola Al-Mustaqim kali ini berlangsung khidmat dan penuh kehangatan. Selain memperkuat ukhuwah, kegiatan ini juga menjadi ajang edukasi spiritual sekaligus penguatan peran NU dalam kehidupan sosial keagamaan di masyarakat. Dengan adanya dukungan penuh dari pemerintah kalurahan dan partisipasi aktif warga, Safari Koin NU diharapkan semakin berkembang sebagai wadah kebersamaan dan pemberdayaan umat. []