Kalurahan BANGUNHARJO

Hari Ketiga Pelatihan: Studi Tiru Inspiratif di Desa Wisata Gabugan, Donokerto, Sleman

Oleh : Sarif Jabroni Dan Anto

   (Bangunharjo, 13/07) - Kamis, 10 Juli 2025 — Pelatihan Penguatan Kelembagaan Pokdarwis/Desa Wisata Kalurahan Bangunharjo memasuki hari ketiga dengan kegiatan kunjungan lapangan dan studi tiru ke Desa Wisata Gabugan, Kalurahan Donokerto, Kapanewon Turi, Kabupaten Sleman. Kegiatan ini menjadi bagian penting dari pelatihan sebagai sarana pembelajaran langsung dari desa wisata yang telah berhasil menjalankan pengelolaan berbasis komunitas dan kearifan lokal.

   Rombongan dari Kalurahan Bangunharjo disambut hangat oleh Lurah Donokerto, Jogoboyo Kalurahan, dan Ketua Pengelola Desa Wisata Gabugan, Pak Jatmiko, yang juga merupakan Ketua Koperasi Desa Merah Putih Donokerto.

   Suasana kunjungan berlangsung hangat dan seru. Acara diawali sambutan dari Lurah Donokerto yang menjelaskan latar belakang keberhasilan Donokerto dalam membangun sinergi antara pemerintah desa, koperasi, dan masyarakat. Selanjutnya, Pak Jatmiko memaparkan secara detail mengenai konsep, struktur, strategi, dan aktivitas ekonomi yang dijalankan oleh Desa Wisata Gabugan.

   Paparan ini disambut dengan diskusi interaktif yang hidup, di mana peserta pelatihan dari Bangunharjo banyak bertanya tentang praktik-praktik terbaik yang bisa diterapkan di wilayah mereka. Meskipun Bangunharjo dan Donokerto memiliki karakter yang berbeda—Donokerto dengan nuansa pedesaan yang kuat, sementara Bangunharjo berada di wilayah perbatasan semi-perkotaan—ternyata banyak ditemukan persamaan potensi dan semangat warga, yang menjadi bekal penting bagi Bangunharjo untuk mulai melangkah.

   Usai sesi diskusi, peserta diajak langsung terlibat dalam praktik kegiatan kreatif dan ekonomi lokal. Di antaranya membuat gantungan kunci karakter dari bahan ranting kayu, sebuah produk ekonomi kreatif khas Gabugan yang mengedepankan nilai ramah lingkungan dan seni kerajinan tangan. Peserta juga diajak membuat minuman es dawet berbahan dasar daun kelor dan gula kelapa, produk kuliner lokal yang unik dan menyegarkan.

   Memasuki sesi setelah ishoma, kegiatan dilanjutkan dengan penguatan komitmen bersama. Sesi ini dibawakan secara menarik dan menggugah oleh Bapak Andhik Iwan Sulistiyanto, SH, MM, yang mengajak peserta merefleksikan perjalanan pelatihan selama tiga hari dan mendorong terbangunnya rasa saling percaya, kerja sama, dan kekompakan antar pelaku wisata Kalurahan Bangunharjo. Dengan pendekatan partisipatif dan penuh semangat, sesi ini menjadi momen penting yang menyatukan visi dan niat baik seluruh peserta untuk bergerak bersama memajukan desa.

   Sebagai penutup, peserta berkesempatan memanen buah jambu kristal secara langsung dari kebun organik milik warga. Kebun ini dikelola dengan pendekatan ramah lingkungan menggunakan pupuk kompos alami, yang menunjukkan bahwa wisata alam juga bisa dipadukan dengan edukasi pertanian organik.

   Kunjungan hari ketiga ini memberikan gambaran nyata bahwa pengelolaan desa wisata tidak harus berskala besar, namun cukup dengan semangat kebersamaan, kreativitas lokal, dan pengelolaan yang terstruktur. Semangat dan inspirasi dari Desa Wisata Gabugan akan menjadi bekal penting bagi Kalurahan Bangunharjo untuk terus mengembangkan potensi desanya menuju destinasi wisata berbasis masyarakat yang unggul dan berkelanjutan.[]