Kalurahan BANGUNHARJO

Halal Bihalal Dan Syawalan Pemerintah Kalurahan Bangunharjo

Oleh : Sarif Jabroni Dan Anto

    (Bangunharjo, 8/04) - Selasa, 8 April 2025, keluarga besar Pemerintah Kalurahan Bangunharjo telahpun mengadakan acara Halal Bihalal dan Syawalan bertempat di Pendopo Balai Kalurahan Bangunharjo mulai pukul 08.30 WIB. Acara ini dihadiri oleh Lurah Bangunharjo, Nurhidayat S.Ag M.S.I, beserta seluruh jajarannya, termasuk Dukuh, Bamuskal, Bumkal, serta pihak terkait lainnya.

    Lurah Bangunharjo dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas kehadiran semua pihak dan menekankan bahwa Syawalan adalah momen penting untuk mempererat tali silaturahmi antar warga.

    Puncak acara adalah ikrar syawalan yang dipandu Kamituwo Rahmadi ST dan pengajian yang menghadirkan Kiai Muhlasin dari Bakung, Dalam ceramahnya, Kiai Muhlasin menjelaskan tentang Hikmah Syawalan.

    Kiai Muhlasin menyampaikan bahwa tradisi Syawalan bukan hanya seremonial tahunan, tapi mengandung nilai-nilai luhur yang patut dihidupkan terus, antara lain:

1. Penyempurna Ibadah Ramadhan
    Syawal adalah momen untuk mengevaluasi hasil tarbiyah Ramadhan. Setelah ditempa selama sebulan penuh, Syawalan menjadi kesempatan untuk melihat apakah perubahan diri itu bertahan atau hanya sementara. "Orang yang berhasil di Ramadhan adalah yang tetap jujur, sabar, dan ringan membantu setelah Ramadhan usai," ujar beliau.

2. Menguatkan Tali Silaturahmi
    Dalam suasana Syawalan, masyarakat dari berbagai lapisan berkumpul, bermaafan, dan menyatukan hati. Menurut Kiai Muhlasin, ini selaras dengan sabda Nabi, “Siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka sambunglah tali silaturahmi.”

3. Menumbuhkan Kesadaran Sosial
    Kiai Muhlasin menekankan bahwa Idul Fitri dan Syawalan bukan hanya soal baju baru atau makanan lezat. Justru semangat berbagi, peduli tetangga, dan memperhatikan yang lemah adalah inti dari kemenangan itu. "Kalau setelah lebaran kita tetap egois, berarti belum benar-benar kembali ke fitrah," kata beliau.

4. Syawalan sebagai Identitas Kultural yang Islami
    Syawalan di Bangunharjo yang diselenggarakan oleh masyarakat dan pemerintah kalurahan menjadi bukti sinergi antara nilai agama dan kearifan lokal. Kiai Muhlasin menyebut ini sebagai “Islam yang membumi, tidak hanya langit-langit masjid, tapi juga hadir di tengah masyarakat.”

    Ceramah ditutup dengan doa dan harapan agar momentum Syawalan benar-benar memperkuat iman, mempererat persaudaraan, dan menjadikan masyarakat Bangunharjo lebih guyub, rukun, dan sejahtera.

    Acara ditutup dengan sesi jabat tangan sebagai simbol saling memaafkan, diikuti oleh ramah tamah dan makan bersama. Semoga nilai-nilai yang disampaikan kiai Muhlasin dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga masyarakat Kalurahan Bangunharjo senantiasa hidup rukun dan harmonis. []