Kalurahan BANGUNHARJO

Ekstase Sholawat di Ambal Warso ke-78 Kelurahan Bangunharjo

Oleh : Sarif Jabroni Dan Anto

     ( Bangunharjo, 02/11 ) - Jumat malam, 1 November 2024, menjadi momen bersejarah bagi Kelurahan Bangunharjo yang merayakan Ambal Warso ke-78 dengan acara doa bersama dan sholawat. Malam penuh berkah ini tak hanya menjadi sebuah peringatan, melainkan juga sarana mempererat tali silaturahmi antara warga dan tokoh-tokoh penting yang turut hadir. Ribuan warga dari berbagai penjuru datang, membanjiri pelataran dan Pendopo Kalurahan Bangunharjo yang disulap menjadi tempat penuh hikmah dan kekhusyukan.

     Acara berlangsung dengan khidmat dan meriah. Para tamu undangan datang dari berbagai kalangan, menambah kehormatan dalam acara tersebut. Terlihat hadir di antaranya para pengurus MWC NU Sewon, PAC Muslimat Sewon, Pengurus Cabang Muhammadiyah dan Aisyiyah, serta rombongan dari Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia Kapanewon Sewon. Tak ketinggalan Paguyuban Kaum Rois Bangunharjo, Badan Musyawarah Kalurahan (Bamuskal), pengurus lembaga-lembaga kalurahan, Forkopimcam, serta tokoh-tokoh masyarakat dan agama yang turut memberi doa serta harapan terbaik untuk kemajuan Bangunharjo ke depan.

     Acara dibuka dengan sambutan dari Lurah Bangunharjo, Nurhidayat, S.Ag., M.S.I., yang menyampaikan rasa syukur atas usia kelurahan yang semakin matang, serta berharap momentum ini dapat memperkokoh kebersamaan dan semangat gotong royong di antara warga. Kehadiran dua tokoh viral, Kiai Miftahul Choir (Cak Coy) dan Kiai Ahmad Abdul Haris (Gus Harris), menambah kehangatan acara. Cak Coy memberikan mauidhoh hasanah yang jenaka namun menyentuh , mengingatkan jamaah akan pentingnya akhlak dan kecintaan kepada agama dan kepada Rasulullah sebagai landasan dalam kehidupan bermasyarakat.

     Selepas mauidhoh, suasana menjadi semakin syahdu saat KH Ahmad Zabidi dari Giriloyo, Imogiri, memimpin mujahadahan. Para jamaah, yang memenuhi pelataran balai kelurahan hingga malam hari, tampak tenggelam dalam keheningan doa. Hingga akhirnya tibalah saat yang ditunggu-tunggu, lantunan sholawat oleh Gus Harris yang mengiringi seluruh hadirin dalam dimensi spiritual yang berbeda. Diiringi oleh dua santri dari Pondok Pesantren Nurul Iman Sorogenen yang menampilkan tarian sufi, lantunan sholawat dari Gus Harris mengalun lembut, merasuk ke hati para jamaah dengan penuh kesyahduan.

     Sholawat yang dibawakan oleh Gus Harris bukan sekadar untaian doa dan pujian, melainkan menjadi alunan yang membawa para jamaah ke dalam ekstase spiritual. Setiap bait yang beliau lantunkan terasa mendalam dan menyentuh, menggema di setiap sudut, meresap ke dalam jiwa, seakan menghubungkan setiap hati yang hadir dengan Sang Pencipta. Dalam kondisi tersebut, banyak jamaah yang tak kuasa menahan air mata, merasakan kebahagiaan dan ketenangan luar biasa yang jarang mereka dapati. Ekstase ini begitu kuat terasa, menyatukan hati ribuan jamaah dalam suasana yang tak terlupakan.

     Berkat kehadiran Gus Harris dan lantunan sholawatnya, Pendopo Kalurahan Bangunharjo berubah menjadi tempat yang penuh dengan cahaya batin. Para jamaah bersama-sama tenggelam dalam zikir dan senandung shalawat, mengingat kebesaran Allah SWT dan Rasulullah SAW, menghadirkan ketenangan yang luar biasa. Di tengah suasana tersebut, ekstase spiritual seakan menjelma menjadi kekuatan yang menyatukan dan menghangatkan. Lantunan sholawat Gus Harris yang diikuti oeh selruh jamaah yang hadir membangun harmoni, menghadirkan kedamaian yang merasuk ke dalam setiap jiwa, seolah mereka diajak untuk melepaskan segala beban dan sepenuhnya berserah kepada-Nya.

     Saat sholawat menggema, waktu seakan berhenti. Para jamaah, dari yang muda hingga tua, larut dalam untaian pujian yang menyatukan seluruh umat dalam satu getaran jiwa yang sama. Rasa syukur dan cinta kepada Rasulullah terasa begitu kuat, menembus ruang dan waktu. Inilah momen yang benar-benar tak terlupakan bagi semua yang hadir; sebuah malam yang diisi dengan lantunan sholawat yang tak hanya merdu di telinga, namun juga mendalam di hati.

     Suasana tersebut berlangsung hingga larut malam, menciptakan kenangan spiritual yang tak mudah dihapus oleh waktu. Gus Harris berhasil membawa mereka yang hadir mencapai puncak ekstase spiritual, menyelimuti mereka dalam getaran keikhlasan dan cinta yang begitu tulus. Pendopo Bangunharjo malam itu tidak hanya menjadi tempat berkumpul, tetapi juga ruang untuk merasakan makna kebersamaan dalam cinta kepada Allah SWT dan Rasulullah. Momen ini menyisakan hikmah mendalam bagi setiap yang hadir, meninggalkan mereka dalam kedamaian, harapan, dan doa untuk keberkahan dan kemajuan Bangunharjo di masa mendatang.[]

Iingin Lihat Foto Lainnya : Klik Disini