Kalurahan BANGUNHARJO

Pointer Paparan Lurah Bangunharjo Dalam Program Mandiri Keamanan Pangan Kalurahan

Oleh : Sarif Jabroni Dan Anto

     ( Bangunharjo, 8/8 ) - Program Mandiri Keamanan Pangan Kalurahan yang diselenggarakan oleh BPOM Provinsi Yogyakarta di Hotel Grand Rohan Jogja, menjadi ajang penting bagi dua kalurahan terpilih dari Kabupaten Bantul, yaitu Kalurahan Bangunharjo dan Kalurahan Guwasari. Acara ini dihadiri oleh BAPEDA Kab. Bantul, Disdikpora Kab. Bantul, DP3A Kab. Bantul, DPPKB Kab. Bantul, DKUPP Kab. Bantul, Kemenag Kab. Bantul, DPKP Kab. Bantul, DKP Kab. Bantul, Dinkes Kab. Bantul, Kapanewon Sewon, Kapanewon Pajangan, Puskesmas Pajangan, Puskesmas Sewon 2, serta Tim Keamanan Pangan Kalurahan Bangunharjo dan Kalurahan Guwasari.

     Acara dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, diikuti dengan sambutan dari Kepala BPOM Provinsi Yogyakarta, Bagus Heri Purnomo, S.Si., Apt. Dalam sambutannya, Bagus Her Purnomo menekankan pentingnya keamanan pangan sebagai salah satu aspek vital dalam menjaga kesehatan masyarakat dan mendukung keberhasilan program-program pemerintah di bidang pangan.

     Selanjutnya, Lurah Bangunharjo, Nur Hidayat, S.Ag., M.Si. menyampaikan paparan mengenai potensi dan prestasi Kalurahan Bangunharjo dalam konteks keamanan pangan. Dalam paparan tersebut, Nur Hidayat menguraikan berbagai inisiatif dan kebijakan yang telah diterapkan untuk memastikan keamanan pangan di kalurahan tersebut.

     Kalurahan Bangunharjo memiliki berbagai potensi yang mendukung keberhasilan program keamanan pangan. Beberapa prestasi yang telah diraih mencakup:

1. Kegiatan/Aksi/Kebijakan Pangan Aman: Kalurahan Bangunharjo telah menerapkan berbagai kegiatan dan kebijakan untuk memastikan pangan yang aman dan berkualitas. Ini termasuk kolaborasi dengan program-program seperti Desa PRIMA/Budaya/Wisata/Preneur, Desa Mandiri Budaya, Program Ketahanan Pangan, Pertanian, GERMAS, STBM, Program Penurunan Stunting, dan Kampung KB.

2. Sinergi dengan Program yang Ada: Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Kepada Balita Sebagai Wujud Program Penurunan Stunting. Selain pemberian makanan tambahan (pmt) kepada balita sebagai wujud program penurunan stunting. kader keamanan pangan juga turut serta dalam pencegahan stunting sedari kehamilan dengan pemberian nutrisi bagi ibu hamil kek (kekurangan energi kronis)

3. Inovasi Keamanan Pangan: Metode penyuluhan pertanian kepada KWT dan GAPOKTAN dengan cara membuat lahan percontohan di Kompleks Kalurahan Bangunharjo yang ditanami Sayur mayur dan Buah Buahan Organik.

4. Realisasi Rencana Aksi: Paparan juga mencakup realisasi rencana aksi program yang telah dipaparkan dalam kegiatan Monev Program Desa Pangan Aman tahun 2023. Ini mencakup identifikasi kegiatan mandiri keamanan pangan yang telah dilakukan, termasuk anggaran kegiatan keamanan pangan di APBDes/APBKal, jumlah kader yang telah dilatih, dan komunitas baru yang telah dibimbing.

     Kalurahan Bangunharjo telah membentuk Tim Keamanan Pangan Kalurahan yang terdiri dari 15 orang, dengan rincian sebagai berikut:

• 5 Orang Kader Keluarga
• 5 Orang Kader Masyarakat
• 5 Orang Kader Sekolah

Pembentukan tim ini berdasarkan SK Lurah Bangunharjo Nomor 71 Tahun 2023 tentang Pembentukan Tim Keamanan Pangan dan Kader Keamanan Pangan Kalurahan Bangunharjo Kapanewon Sewon Kabupaten Bantul. Tim ini bertugas untuk memastikan keamanan pangan dari berbagai aspek, baik dari sisi produksi maupun konsumsi.

     Dalam penutup paparan, Nur Hidayat, S.Ag., M.Si. menekankan pentingnya pelaksanaan edukasi aman pangan secara menyeluruh, dari hulu sampai hilir. Hulu merujuk pada pihak-pihak seperti perusahaan, pengusaha, pedagang, dan petani yang harus memastikan produk yang mereka hasilkan, baik makanan maupun minuman, benar-benar aman untuk dikonsumsi. Sementara hilir merujuk pada konsumen, yaitu seluruh warga masyarakat, yang perlu mengetahui informasi mengenai pangan yang baik, sehat, dan menyehatkan tubuh.

     Nur Hidayat, S.Ag., M.Si., menutup paparan dengan pernyataan bahwa keberhasilan edukasi keamanan pangan tidak hanya bergantung pada implementasi kebijakan, tetapi juga pada upaya kolaboratif antara semua pihak terkait. Keberhasilan ini memerlukan komitmen dari seluruh pihak, baik dari produsen maupun konsumen, untuk memastikan bahwa keamanan pangan menjadi prioritas utama di setiap tingkat.[]