Kalurahan BANGUNHARJO

Pelatihan Pengelolaan Sampah di Kalurahan Bangunharjo Berjalan Sukses

Oleh : Sarif Jabroni Dan Anto 

     ( Bangunharjo, 12/6 ) - Hari ketiga pelatihan pengelolaan sampah di Kelurahan Bangunharjo diikuti oleh 30 perwakilan dari setiap padukuhan. Pelatihan yang berlangsung selama tiga hari, mulai 10 hingga 12 Juni 2024, diselenggarakan di Balai Kalurahan Bangunharjo merupakan kerjasama antara Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul, Pemerintah Kalurahan Bangunharjo, dan BUMKal Bangunharjo.

     Pelatihan Hari Pertama tentang Kebijakan Pengelolaan Sampah dengan pemateri dari Lurah Bangunharjo, Bapak Nurhidayat, S.AgM.S.I, yang membahas kebijakan pengelolaan sampah. Beliau menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam menangani masalah sampah.

     Untuk hari kedua Praktisi pengelolaan sampah, Rini Dewi Safitri, menyampaikan materi mengenai pengelolaan sampah organik dengan metode pengomposan menggunakan komposter ember tumpuk. Metode ini tidak hanya efektif dalam mengurangi sampah rumah tangga, tetapi juga menghasilkan pupuk organik cair (POC) yang berguna. Rini menjelaskan bahwa bahan yang dibutuhkan antara lain ember berkapasitas 20 liter, sampah organik buah-buahan, sampah campur organik, dan larva lalat Hermetia illucens. Para peserta juga melakukan praktik langsung pengelolaan sampah minyak jelantah yang dipandu oleh Ibu Yomi Windri Asni, yang mengajarkan cara membuat sabun dari minyak jelantah.

Untuk hari ketiga materi tetang Pengelolaan Sampah Anorganik

     Bapak Sungkono, praktisi pengelolaan sampah, memberikan materi tentang pengelolaan sampah anorganik. Setelah sesi teori, para peserta diajak pindah lokasi ke Widoro Candran untuk praktik langsung yang dipandu oleh praktisi pengelolaan sampah, Aang Kunaepi. Mereka belajar cara memilah sampah anorganik dan menggunakan insinerator untuk membakar residu sampah tanpa menimbulkan polusi udara. 

     Insinerator adalah alat atau fasilitas yang digunakan untuk membakar sampah hingga menjadi abu. Proses pembakaran ini bertujuan untuk mengurangi volume sampah dan menghilangkan bahan berbahaya. Insinerator sering digunakan untuk mengelola sampah anorganik yang sulit didaur ulang. Dengan suhu yang sangat tinggi, insinerator dapat membakar berbagai jenis sampah tanpa menghasilkan polusi udara yang signifikan, asalkan dilengkapi dengan teknologi penyaring yang memadai.

     Pelatihan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menangani masalah sampah dan limbah di tingkat rumah tangga. Diharapkan, peserta pelatihan yang terdiri dari kader pengelolaan sampah di padukuhan mereka masing-masing dapat memberikan edukasi kepada masyarakat sekitar tentang pengelolaan sampah yang baik dan benar. Selain itu, mereka juga diajak untuk mengolah sampah rumah tangga menjadi sesuatu yang lebih bernilai dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari dengan penerapan Prinsip 3R. Prinsip 3R adalah konsep yang digunakan dalam pengelolaan sampah untuk mengurangi dampak lingkungan. 3R adalah singkatan dari Reduce, Reuse, dan Recycle. 

* Reduce (Mengurangi):

Mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan dengan cara menggunakan barang-barang dengan lebih efisien.

Contohnya, memilih produk dengan kemasan minimal atau membeli produk dalam kemasan besar untuk mengurangi sampah kemasan.

* Reuse (Menggunakan Kembali):

Menggunakan kembali barang-barang yang masih layak pakai untuk mengurangi sampah.

Contohnya, menggunakan botol air minum yang dapat diisi ulang atau memanfaatkan wadah bekas untuk keperluan lain.

* Recycle (Mendaur Ulang):

Mendaur ulang barang-barang yang sudah tidak bisa digunakan lagi menjadi produk baru.

Contohnya, mendaur ulang kertas, plastik, dan logam untuk dijadikan produk baru yang bermanfaat.

     Penerapan prinsip 3R ini membantu mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir dan membantu menjaga kelestarian lingkungan.[]