Kalurahan BANGUNHARJO

Oleh : Sarif Jabroni Dan Anto

      Bangunharjo (26/08) - Dalam rangka memperingati 11 tahun Undang-Undang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta, kabupaten Bantul menggelar lomba ketoprak Mataram se-kabupaten Bantul yang berlangsung pada tanggal sejak tanggal 21 Agustus 2023, untuk malam yang kelima Sekaligus malam terakhir pagelaran lomba ketophrak Mataram tersebut bertempat di Pendopo Kalurahan Bangunharjo hari Jum'at malam Sabtu tanggal 25 Agustus 2023, mulai pukul 20.00 hingga 23.00 WIB. dan menampilkan 3 kelompok unggulan. Diantaranya, Forum Komunikasi Ketoprak Kapanewon Bantul, Forum Komunikasi Ketoprak Kapanewon Sewon, serta Tim Ketoprak Khusus yang terdiri dari Wakil Bupati Bantul, Joko Purnomo, 17 Panewu, dan Lurah Bangunharjo.

     Dengan semangat yang membara, para pemain ketoprak menghidupkan tokoh-tokoh dengan busana khas Jawa yang memukau. Diiringi dialog dan alur cerita yang sarat pesan moral, mereka mengajak generasi saat ini untuk menjaga lingkungan hidup, menghindari pembuangan sampah sembarangan, dan penggunaan api terbuka. Semaraknya suasana diiringi oleh antusiasme masyarakat yang memadati tempat tersebut guna menikmati pertunjukan khas Jogjakarta ini.

     Tampak hadir di antara penonton, Ketua Penggerak PKK Kabupaten Bantul, Ibu Hj Emi Masruroh Halim SPd, yang juga merupakan istri Bupati Bantul. Selain itu, Ibu Hj Dwi Joko Purnomo, istri Wakil Bupati Bantul, turut meramaikan suasana dan bersatu dengan masyarakat dalam penonton. Tim Ketoprak Khusus, yang diperankan oleh Wakil Bupati Bantul Joko Purnomo, para Panewu dari 17 Kapanewon, serta Lurah Bangunharjo, Nurhidayat S,Ag, M.S.I, menghadirkan penampilan yang luar biasa. Cerita menarik tentang larangan membuang sampah sembarangan, terinspirasi dari TPA Piyungan yang tengah dalam tahap penutupan, diangkat dalam suasana zaman Kerajaan Mataram dan naskahnya ditulis sendiri oleh Joko Purnomo.

     Pertunjukan seni ketoprak ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat Bantul. Dalam suasana yang meriah, pesan moral yang disampaikan melalui cerita menjadi inspirasi bagi generasi muda dalam menjaga lingkungan dan kelestarian budaya. Dalam gemerlap visualisasi yang canggih, tampilan 3 kelompok unggulan begitu memukau.

     Dengan latar belakang alat musik gamelan yang khas, langkah-langkah para pemain ketoprak seolah menjadi tarian elegan yang memadukan gerak dan melodi. Suara lembut sinden profesional mengiringi setiap adegan, menambahkan lapisan emosi yang mendalam pada cerita yang disampaikan.

     Di tengah sorak sorai serta tatapan yang penuh kekaguman dari para penonton, Tim Ketoprak Khusus mencuri perhatian dengan perpaduan totalitas akting dari Wakil Bupati Bantul, Joko Purnomo, 17 Panewu, dan Lurah Bangunharjo, Nurhidayat S,Ag, M.S.I.
Kisah yang dipentaskan menghidupkan suasana zaman Kerajaan Mataram, sementara pesan tentang larangan membuang sampah sembarangan menjadi pusat cerita yang kuat.

     Perpaduan efek cahaya yang menyejukkan serta tata panggung yang menggoda mata dan penuh nuansa magis, pertunjukan ini membawa penonton dalam perjalanan visual dan auditif yang memikat. Seiring hentakan gamelan yang memikat, pesan moral tentang menjaga lingkungan hidup terasa semakin dalam. Para penonton merasa seolah mereka sendiri ikut menjadi bagian dari cerita, sebuah pengalaman yang mengesankan bagi yang menonton secara langsung.

     Kehadiran alat musik gamelan dan sinden profesional memberikan sentuhan magis pada pertunjukan seni ini. Visualisasi canggih dan harmoni melodi menghadirkan suasana yang begitu autentik, memperkaya pesan moral yang ingin disampaikan kepada masyarakat Bantul.
Semoga budaya kita tetap lestari di tengah gempuran budaya asing yang terus membanjiri generasi muda kita []