Kalurahan BANGUNHARJO

Minggu, 18 November 2018, lapangan Semail dipadati oleh ratusan pengunjung yang menghadiri Kamajaya Festival 2018. Acara yang digelar seharian penuh ini diisi oleh berbagai kegiatan mulai dari kirab budaya di pagi hari, lomba tari tradisional se-kabupaten Bantul, pasar rakyat, dan ditutup dengan malam puncak pementasan ketoprak Ledhek Bariyem. Kamajaya Festival 2018 merupakan acara gelar potensi seni dan budaya di Dusun Semail sekaligus untuk meresmikan nama organisasi kepemudaan yang baru di Dusun Semail yaitu Keluarga Pemuda Semail Jaya (Kamajaya). Tidak hanya untuk mempromosikan seni budaya di Dusun Semail, Kamajaya Festival 2018 bertujuan untuk memperingati hari Sumpah Pemuda.

“Tujuan diadakannya Kamajaya Festival 2018 adalah untuk menarik minat para pemuda dalam melestarikan potensi seni dan budaya di Dusun Semail,” ungkap Desi selaku ketua panitia. Pemuda merupakan agen penggerak perubahan sehingga diharapkan Kamajaya Festival bisa menjadi wadah bagi pemuda untuk melestarikan seni budaya di Dusun Semail dan mempromosikannya kepada masyarakat luas.

Selaras dengan tujuan tersebut, maka puncak dari Kamajaya Festival 2018 adalah pementasan ketoprak Ledhek Bariyem dimana seluruh pemainnya adalah pemuda-pemudi Dusun Semail. Hampir semua pemain merupakan pemain pemula yang belum pernah bermain ketoprak sama sekali. Namun, penampilan mereka cukup mengundang gelak tawa dan tepuk tangan dari ratusan penonton yang hadir pada malam itu. Tidak hanya itu, Kamajaya Festival 2018 juga berkolaborasi dengan JMT (Jogja Musik Tradisional) yang masih merupakan anak-anak muda untuk menjadi penabuh gamelan pengiring lakon ketoprak.

Selain pentas ketoprak, Kamajaya Festival dimeriahkan dengan berbagai kegiatan seru lainnya. Di pagi hari, rangkaian acara diawali dengan kirab budaya. Barisan bergodo Rangga Sumailan kembali hadir memimpin rombongan kirab yang terdiri dari tujuh kontingen RT (rukun tetangga) yang ada di Dusun Semail. Ada RT yang tampil dengan kostum bergodo, ada yang bermain kentongan, menghias becak, dan masih banyak lainnya.

Lalu, ada perlombaan tari tradisional jawa se-kabupaten Bantul di siang hari. Peserta berasal dari putra-putri Bantul usia 12-17 tahun. Para peserta lomba tampil apik demi memperebutkan tropi Piala Bupati Bantul. Fasilitas lain yang dapat ditemukan di Kamajaya Festival 2018 adalah 20 stand bazaar yang diisi oleh berbagai pedagang lokal, mulai dari makanan, minuman, aksesoris, dan lain-lain. Bahkan di malam hari, puluhan pedagang mulai berdatangan memadati area lapangan Semail sehingga berubah layaknya pasar malam. Di salah satu stand, dibuka posko kesehatan yang bekerja sama dengan Rumah Zakat yang menawarkan pemeriksaan kesehatan gratis.  

“Acaranya sukses. Sangat membanggakan. Saya merasa sangat puas dan bangga terhadap adik-adik Kamajaya.” ungkap Kepala Dusun Semail, Bapak Sumarjono. Beliau juga berpesan agar pemuda Semail bisa terus menggali potensi seni dan budaya yang ada di Dusun Semail. Selain itu, diresmikannya nama pemuda yang baru yaitu Kamajaya diharapkan bisa meningkatkan kekompakan pemuda agar Dusun Semail semakin jaya.